Hanya Debulah Aku Di Alas Kakimu Tuhan

Hanya Debulah Aku Di Alas Kakimu Tuhan

Abu  itu  menandai  umat  katolik  untuk  mengawali  masa  Prapaska (  Puasa  dan  Pantang ) juga  mengingatkan kita bahwa  kita  dari  abu  dan  akan  kembali  menjadi  Abu.

Penyadaran  bahwa  kita  adalah  abu, yang  sejatinya tak  berguna, rendah, lemah  tak  berdaya, namun  Tuhan  berkenan  mencintai setiap  pribadi  dengan  " tanpa  Syarat "  hendaknya  menggugah  kesadaran  kita  untuk  bersyukur, mencintai  Tuhan  dan  kehendak-Nya  juga  mencintai sesame (  saudara-saudari  kita  sesama  manusia) serta  seluruh  alam  ciptaan.

Biasanya Paus dan  Para  Uskup, menulis surat  yag  berisi  " Pesan  Prapaskah  bagi  para  umat" yang  tentunya intinya  mengajak  umat  untuk mempersiapkan  diri  dan  menggunakan  waktu  "Retret Agung" masa  Prapaskah  ini  sebagai  masa  memperbaharui  diri, membangun  Kesadaran  diri, untuk  hidup  lebih  baik dan  lebih  solider kepada  sesama  yang  miskin, terlantar , terpinggirkan.

Kita  diminta  untuk  hidup  lebih  ugahari  dan  berhemat lebih  sederhana, agar  kita  dapat  menyisakan uang, materi  untuk  dapat  menolong  sesame kita  yang  berkekurangan, apalagi  disaat pandemic  seperti  ini.

Bapa  Suci, Paus  Fransiskus mengajak  umat  Katolik  untuk  meneladan  Yesus.  Bahwa  Puasa, doa dan sedekah, seperti yang dikhotbahkan oleh Yesus (Mat 6:1-18), memungkinkan dan mengungkapkan per-tobatan kita. Jalan kemiskinan dan penyangkalan diri (puasa),kepedulian dan kasih sayang kepada orang miskin (sedekah),dan seperti anak kecil berdialog dengan Bapa (doa) me-mungkinkan kita untuk menjalani kehidupan dengan iman  yang tulus, harapan yang hidup dan memberlakukan amalkasih.

Who is the singer of Hanya Debulah Aku?

Hanya Debulah Aku is sung by Paroki Kathedral.

Hanya Debulah Aku is sung by Paroki Kathedral.

How can I download Hanya Debulah Aku?

You can download Hanya Debulah Aku on JioSaavn App.

You can download Hanya Debulah Aku on JioSaavn App.

MELINTAS.ID - Petikan larik dalam bait Puisi: Aku Hanyalah Debu di Alas Kaki-Mu Tuhan menyajikan ajakan merefleksikan panggilan hidup dalam kasih Tuhan.

Larik aksara dalam Puisi: Aku Hanyalah Debu di Alas Kaki-Mu Tuhan telah menjadi cermin cinta dan pengampunan Tuhan bagi mereka yang merindukan kerahiman-Nya.

Dengan beralaskan selembar kerendahan hati, temukan diri hanyalah sebutir debu yang berjalan di hadapan Tuhan yang maha suci.

Dalam peluk kehangatan cinta Tuhan, telah menuntun kesadaran akan kelemahan diri untuk datang dan memohon ampun akan segala dosa yang dimiliki.

Sederet untaian butir-butir cinta, tersusun rapi dan hadir sebagai karya imaji spiritual dari perjalanan iman, menyusur gelapnya jelaga jiwa untuk menemukan seberkas cahaya suci.

Menyibak perlahan keheningan hati, merenungkan arti hidup di dunia yang fana, dimana kesombongan sering kali menyelimuti kehidupan manusia.

Baca Juga: Pemahaman Konsep, Penerapan Konsep, Kemampuan Pemecahan Masalah, dan Kerjasama

Genggam mesra kasih Tuhan telah membentang harapan mengiringi derap jiwa melangkah pasti, temukan jalan lurus menuju cahaya kebenaran dalam iman yang sejati.

Jaket ketulusan dalam kepasrahan iman, menghangatkan jiwa untuk senantiasa mengucapkan syukur atas kasih dan rahmat-Nya yang tiada henti.

Terbersit secercah harapan menelisik kisi hati, untuk memenuhi setiap kehendak Tuhan, lalu mengkristal indah menjadi mahkota kehidupan pada kebenaran sejati.

Menyadarkan diri bahwa diri kita manusia, hanyalah sebutir debu di alas kaki Tuhan, dan kehausan akan titik embun kasih Tuhan.

Semoga Puisi: Aku Hanyalah Debu di Alas Kaki-Mu Tuhan dapat menginspirasi dan membawa kedamaian bagi para pembaca yang berharap pada keintiman pribadi dalam kasih mesra bersama Tuhan.

Baca Juga: Sajak:Tahajud di Keheningan Pelita Malam

Puisi: Aku Hanyalah Debu di Alas Kaki-Mu Tuhan

Bagaimana  kita  beriman

memanggil kita untuk menerima kebenaran sertamemberikan kesaksian terhadapnya di hadapan Allah dan semua saudara-saudari kita. Dalam Masa Prapaskah ini, menerima dan menghayati  kebenaran yang diwahyukan dalam Kristus. Berarti, pertama-tama, membuka hati kita terhadap sabda Allah, yang  diwariskan Gereja dari generasi ke generasi. Kebenaran ini  bukanlah konsep abstrak yang diperuntukkan bagi segelintir  orang cerdas pilihan. Sebaliknya, kebenaran tersebut merupakan pesan yang dapat diterima dan dipahami oleh kita semua berkat kebijaksanaan hati yang terbuka terhadap kemuliaan Allah, yang mengasihi kita bahkan sebelum kita   menyadarinya. Kristus sendiri adalah Sang kebenaran ini. Demikian  tegas  Paus Fransiskus.

Prapaskah adalah masa untuk percaya, menyambut Allah kedalam hidup kita dan memperkenankan Dia untuk "berdiam"di antara kita.  Puasa melibatkan pembebasan  dari semua  yang membebani kita  seperti konsumerisme atau   informasi berlebihan, entah benar atau salah  guna membuka   pintu hati kita terhadap Dia yang datang kepada kita, miskindalam segala hal, namun "penuh kasih karunia dan kebenaran"(Yoh 1:14) : Putra Allah, Sang Juruselamat kita.

Rabu  Abu awal  masa  Prapaskah

Menerima Abu 9/holonis.com

Hari  ini taggal 17 Februari  Gereja  Katolik  memulai  masa  Prapaska, selama 40  hari diawali  dengan  hari  "Rabu  Abu" masing-masing  umat yang  dating pada  Misa  Penerimaa  Abu (  yang  dibuat  dari  daun  Palma yang  kering yang  sudah  disimpan   sejak ipacara  Minggu  Palma, tahun  sebelumnya)  nah  daun  palma  tersebut, dibakar  dan  diberkati dengan direciki  air  suci dan  ditandakan  di  dahi  umat :  dengan  perkataan  imam atau  prodiakon :

Dalam Masa   Prapaskah, semoga kita semakin peduli dengan"mengucapkan kata-kata penghiburan, kekuatan, pelipur danpenyemangat, dan bukan kata-kata yang merendahkan,menyedihkan, amarah atau menunjukkan cemoohan" (FratelliTutti, 223).

Lihat Humaniora Selengkapnya

Kami Unjukkan, Kami Sembahkan

Hanya debulah aku di alas kakiMu TuhanHauskan titik embun sabda penuh ampunTak layak aku tengadah menatap wajahMuNamun tetap kupercaya maha rahim EngkauAmpun seribu ampun hapuskan dosa-dosakuSegunung sesal ini kuhunjuk padaMu

Sebuah lagu yang lembut nan syahdu yang selalu dinyanyikan oleh keluarga dan umat Katolik saat ibadat sore atau ibadat penutup setiap hari di masa pra paskah.Lagu yang menggugah untuk merenung dan introspeksi diri dalam kontemplasi keheningan batin.Keheningan batin untuk menemukan jati diri sebenarnya siapa diri ini.

Manusia hanyalah setitik debu di jagat raya dalam kemahakuasaan Allah yang tak terbatas. Tak ada yang perlu dibanggakan atas diri manusia selain merasa kecil seperti debu. Dari debu manusia kembali menjadi debu.  Terlalu membanggakan diri bahkan jatuh dalam kesombongan hanya membuat manusia terpuruk dalam kenistaan.

Koyaklah hatimu dan bukan bajumu. Demikian sabda Sang Ilahi mengajak kita untuk bertobat dan kembali ke jalan yang dikehendaki Sang Ilahi dengan kerendahan hati.Bertobat bukan sekedar menyesali perbuatan masa lalu yang jauh dari tuntunan Allah tetapi juga menjauhi perbuatan ingkar.Bukan pula berarti menunjukkan kesalehan kita dihadapan orang. Seperti orang-orang munafik yang berdoa di pinggir-pinggir atau di persimpangan jalan. Tak perlu menunjukkan kelesuan wajah saat berpuasa.

Hari ini Rabu Abu, kita umat Katolik memasuki masa Pra Paskah. Selama empat puluh hari diajak bertobat dengan pantang dan puasa.Pantang dengan mengurangi atau tidak melakukan segala sesuatu yang hanya menyenangkan diri. Berpuasa dengan makan kenyang cukup sekali dalam sehari. Serta membangun sikap penuh perhatian pada sesama dalam aksi puasa pembangunan atau APP.

Hanya debulah aku di alas kakiMu Tuhan.Tak ada yang perlu dibanggakan atas semua yang dilakukan selama masa pantang dan puasa. Seperti sabda Allah lewat Matius 6: 3 "Jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang dilakukan tangan kananmu."Biarlah Tuhan sendiri yang mengetahuinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Lihat Filsafat Selengkapnya

Wir verwenden Cookies und Daten, um

Wenn Sie „Alle akzeptieren“ auswählen, verwenden wir Cookies und Daten auch, um

Wenn Sie „Alle ablehnen“ auswählen, verwenden wir Cookies nicht für diese zusätzlichen Zwecke.

Nicht personalisierte Inhalte und Werbung werden u. a. von Inhalten, die Sie sich gerade ansehen, und Ihrem Standort beeinflusst (welche Werbung Sie sehen, basiert auf Ihrem ungefähren Standort). Personalisierte Inhalte und Werbung können auch Videoempfehlungen, eine individuelle YouTube-Startseite und individuelle Werbung enthalten, die auf früheren Aktivitäten wie auf YouTube angesehenen Videos und Suchanfragen auf YouTube beruhen. Sofern relevant, verwenden wir Cookies und Daten außerdem, um Inhalte und Werbung altersgerecht zu gestalten.

Wählen Sie „Weitere Optionen“ aus, um sich zusätzliche Informationen anzusehen, einschließlich Details zum Verwalten Ihrer Datenschutzeinstellungen. Sie können auch jederzeit g.co/privacytools besuchen.

Is your network connection unstable or browser outdated?

10 October 2024 1 Song, 2 minutes ℗ 2024 Yohanes Rovi Records

Which album is the song Hanya Debulah Aku from?

Hanya Debulah Aku is a indonesian song from the album Puji Syukur, Vol. 5: Pra Paskah, Pt. 1.

Hanya Debulah Aku is a indonesian song from the album Puji Syukur, Vol. 5: Pra Paskah, Pt. 1.

When was Hanya Debulah Aku released?

Hanya Debulah Aku is a indonesian song released in 1999.

Hanya Debulah Aku is a indonesian song released in 1999.

"Just as a candle cannot burn without fire, men cannot live without a spiritual life.""Seperti halnya lilin tidak dapat menyala tanpa api, manusia tidak dapat hidup tanpa kehidupan spiritual." Buddha

Manusia  diciptakan  Tuhan dalam  daging (  badan )  dan  roh dengan  segala  paduan  unsur-unsur  yang  unik  nan  kreatif, yang  menggambarkan  Keunikan  dan  Maha  Karya Tuhan yang  luar  biasa  oleh  karena  itu  sewaktu  Tuhan menciptakan  manusia  Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita. ( Kejadian  1:26)

Supaya  badan  manusia  sehat  maka butuh  makan dan  minum yang  mengandung, vitamin, nutrisi, karbohidrat, protein dan  yang  lainnya. Juga  supaya  roh  kita  sehat  butuh makanan  rohani semisal, doa, bacaan  rohani, sakramen 9  bagi  yang  katolik ), Puasa, matiraga/ ugahari, Kesadaran  diri, melakukan  kebajikan dan  pebuatan  baik, semua  itu  akan  memberi  nutrisi  pada  kehidupan  jiiwa  (spiritual  kita )  yang  tidak  dapat  mati.

Jiwalah  yang  nantinya, setelah  badan  kita  mati  akan  tetap  hidup kembali  ke  " Citra-nya"  yakni  Tuhan  sendiri. Jika  hidup  kita  di  dunia  selalu  mengutamakan untuk berlaku  sesuai  kehendak  Tuhan. melakukan  perbuatan-perbuatan  baik yang  menjadi  berkat  bagi  sesama.

What is the duration of Hanya Debulah Aku?

The duration of the song Hanya Debulah Aku is 2:21 minutes.

The duration of the song Hanya Debulah Aku is 2:21 minutes.